Sabtu, 29 November 2014

Contoh kasus kejahatan korporasi di bidang lingkungan :

Contoh kasus kejahatan korporasi di bidang lingkungan :
Tjahyono: Kasus Adelin Lis, karikatur dari kejahatan korporasi di hutan
Setyo Rahardjo
Dibebaskannya Adelin Lis bagi kita yang selama ini mengamati dan pernah melakukan studi mengenai pencurian kayu, sebenarnya dalam kontek tradisi pengadilan pencuri kayu, Adelin Lis ini hanya “karikatur” yang muncul sekarang. Sementara selama ini banyak pencuri kayu yang dibebaskan juga.
Demikian disampaikan oleh Direktur Sekretariat Kerjasama Pelestarian Hutan Indonesia (SKEPHI), Ir. S. Indro Tjahyono, dalam suatu dialog bertema “Hutan Kau Babat, Kau Ku Bebaskan”, yang diadakan di Mario’s Place Menteng Huis, pada Sabtu (10/11).
Menurutnya, makna karikatur ini menunjukkan bahwa pencuri-pencuri kayu ini mempunyai kekebalan hukum (impunity) untuk dituntut. Ini karena hukum yang ada tidak berusaha untuk menjaring pencuri-pencuri kayu ini sehingga bisa dituntut dan dijebloskan ke penjara.
"Ada sesuatu yang saya katakan bahwa inilah “karikatur” dari satu kejahatan korporasi (corporate crime). Jadi mereka mengikutkan juga elemen politik (orang-orang politik), elemen kekuatan senjata (TNI – Polri), elemen lembaga peradilan. Jadi ada mafia peradilan yang sebenarnya bersekongkol untuk mempertahankan pencurian-pencurian kayu, karena dia memang instrumen dari pencuri kayu itu sendiri," ujarnya.
Ia kemudian memberikan contoh kasus pencurian kayu jati di Jawa seperti yang terjadi di Blora, Blitar, atau di Caruban yang menunjukkan bahwa mafia pencuri kayu jati itu bahkan punya jaringan sampai pengadilan. Jadi promosi hakim, promosi jaksa di pengadilan negeri itu dikuasai mereka. Sehingga jaksa yang berusaha menuntut berat pencuri kayu itu bisa dipindah.
Dalam kaitannya dengan kasus bebasnya Adelin Lis ini, Tjahyono ingin membuktikan pernyataannya bahwa memang mafia peradilan ini lebih memihak pencuri kayu. Di antaranya begitu Adelin Lis dibebaskan, hakim yang membebaskan Adelin Lis langsung naik pangkat.


"Bahkan kenaikan pangkat itu kelihatannya merupakan rekayasa birokrasi, karena selain dinaikkan pangkatnya, salah satu hakim juga langsung dipindahkan ke Bengkulu. Ini dilakukan untuk membuat hakimnya jadi buyar," katanya.
Dengan demikian menurutnya, pengadilan sudah dikuasai oleh pencuri kayu itu, karena mereka mesti bagi-bagi ke semua. Begitu pun banyak pejabat di sana yang ditentukan oleh Adelin Lis.
Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan oleh lembaganya mengenai kasus-kasus pencurian kayu, yang masuk ke pengadilan hingga ke penuntutan itu hanya 0,1 persen. Kalau penyidikan memang banyak, sampai 25 persen yang masuk, tapi ketika penuntutan hanya ada 0,1 persen dan hasilnya bebas.
"Inikan quo-vadis dari lembaga peradilan kita, dan saya akan kembali bahwa masalahnya bukan dihukumnya itu sendiri. Masalahnya adalah hukum sebagai instrumen untuk mengatur sesuatu, tetapi mengatur apa," tegasnya setengah bertanya.
Dari sinilah dapat dijumpai ada tidaknya faktor kemauan politik (political will). Baik dari pemerintah atau masyarakat, untuk memberantas pencuri kayu dan menciptakan hukum yang memang bisa menangkal berbagai pencurian kayu.
Hukum di negeri ini sedang dicoba diciptakan untuk membiarkan pencuri kayu antara lain dengan adanya dikotomi antara sanksi administratif dan sanksi hukum. Padahal sanksi administratif itu mempunyai keterbatasan, yakni ketika tindakan dari anggota lembaga apa pun telah membahayakan publik, maka ini adalah urusan hukum pidana. Ini harus ada batasannya.
"Kalau itu didiamkan dan DPR tidak mencoba memberi perbedaan yang jelas antara sanksi administrasi dan sanksi hukum, yang terjadi ya seperti sekarang ini," katanya.
Sementara itu Departemen Kehutanan merasa bahwa semua pelanggaran HPH itu adalah sanksi administratif, dia bisa didenda, padahal bisnis denda di Departemen Kehutanan itu sudah sangat jorok. Bahkan diindikasikan sebagai alat memeras secara diam-diam pada para pencuri kayu.
Seharusnya pemerintah lebih bias tegas menindak lanjuti terhadap kasus kejahatan seperti ini Karena akan mengakibatkan kerusakan lingkungan khususnya di hutan.

http://artikelperpustakaanfktugm.blogspot.com/2013/05/tjahyono-kasus-adelin-lis-karikatur.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanggungjawaban_korporasi

http://bismar.wordpress.com/2009/12/23/kejahatan-korporasi/

Sabtu, 15 November 2014

Tugas Etika Bisnis contoh kasus pelanggaran etika



Tugas Etika Bisnis
Contoh Pelanggaran Etika Pemasaran dan Etika Produksi dari PT Nissan Motor Indonesia
Akibat pengelasan yang tidak baik, tempat duduk belakang Nissan Juke rentan terlepas saat terjadi kecelakaan. Kondisi ini akan membuat penumpang rentan cedera. Alhasil, sebanyak 400 unit Juke di Indonesia ditarik (recall) dari peredaran. Kondisi ini tentu saja mem­buat masyarakat berpikir ulang untuk membeli mobil tersebut. Apalagi, Nissan Juke pernah me­­ngalami mesin terbakar yang me­nyebabkan kematian sang penge­mudi pada 11 Maret lalu di ka­was­an Su­dir­man, Jakarta.

Wakil Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Teddy Irawan meminta ma­sya­rakat tidak perlu khawatir terkait penarikan mobil ini. Penarikan tersebut merupakan komitmen Nissan untuk memberikan pela­yanan yang terbaik kepada pe­langgannya dari segi keamanan maupun  kenyaman.“Kami akan memperbaiki se­mua masalah ini tanpa dipungut biaya sedikit pun dan penarikan mobil ini adalah hal yang wajar dalam industri mobil,” ujar Teddy saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Teddy menjelaskan, populasi terbanyak kendaraan Juke (60 persen) yang terkena recall  ber­ada di wi­layah Jakarta. “Po­pulasi terba­nyak ada di Ja­karta. Karena pen­jualan Juke paling banyak di Ja­karta dan sekitarnya,” katanya.Teddy menambahkan, Juke yang ditarik merupakan hasil rakitan pabrik di In­do­nesia. Namun, untuk komponen jok bagian belakangnya diimpor lang­sung dari Jepang.

                      Produksinya lokal, tapi kom­ponen jok belakang diimpor lang­sung dari Jepang. Sejauh ini be­lum ada penambahan unit, jum­lahnya tetap 400 unit. Sebab, dari Maret hingga Juli 2012 total pro­duksinya hanya 400 unit,” ung­kap Teddy.Nissan tetap optimistis target penjualan tahun ini sebanyak 100.000 lebih unit bisa tercapai. “Kami berharap dengan adanya recall ini hu­bu­ngan perusahaan dengan kon­su­men masih dapat terjaga dan ber­jalan baik. Kami optimis bahwa recall ini tidak akan mempengaruhi minat pasar terha­dap produk Nissan,” ka­tanya pede.

            General Manager Marketing and Communications Strategy Division Nissan Indrie Hadi­wi­djaja mengatakan, penarikan ini sudah dilakukan ke semua pe­langgan Nissan. Dan bagi yang be­lum, pelanggan diminta men­datangi workshop-work­shop Nissan terdekat untuk segera diperbaiki.

“Perbaikan akan dilakukan se­cara bertahap di semua work­shop-workshop Nissan tanpa di­pungut biaya dan penarikan ini tidak akan meng­ganggu pasar Juke di Indonesia,” tegas Indrie.Nissan Juke merupakan salah satu mobil sport yang cukup laris di Indonesia. Pada semester per­tama tahun ini, Nissan telah menjual sebanyak 5.401 unit Juke. Mobil bermesin HR15DE 1.500 cc itu menyumbang 15,6 persen dari pendapatan Nissan Motor Indonesia. Penarikan Nissan Juke terkait dengan temuan kerusakan oleh Otoritas Keselamatan Lalu Lintas dan Transportasi Amerika Serikat (NHTSA). Di Amerika Serikat sebanyak 11.076 unit Nissan Juke buatan 3 Februari - 26 Mei 2012 ditarik lantaran jok belakangnya tidak dilas dengan baik.

Selain jok belakang yang ber­masalah, sebelumnya pun mobil dengan desain unik ini per­nah bermasalah saat terjadinya ke­celakaan hingga terbakar di jalan protokol di Jakarta, yang di­gu­na­kan oleh seorang artis. Pada ke­ce­lakaan tersebut disinyalir Juke yang digunakan mengalami keru­sakan pada bagian pintu dan mesinnya.

Sepanjang tahun ini selain Nis­san, beberapa Agen Tunggal Pe­megang Merek (ATPM) lain­nya juga melakukan recall ter­hadap kendaraannya. Sebut saja, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang pada Mei lalu, me­narik 51 ribu Gran Max Pick Up, Gran Max Mini Bus, dan Gran Max Blind Van dika­renakan ada­nya keretakan dudukan ban ca­dangan. Sedangkan pada pertengahan Maret 2012, PT Toyota Astra Motor menarik 363 unit Toyota All New Avanza akibat kerusakan pa­da suspensi rodanya.

-          Komentar dan saran dari artikel diatas :
PT Nissan harus memperketat proses pengujian dan proses re-evaluasi ulang, serta memperbaiki standart kualitas produksi mobil dengan sistem keamanan mobil yang lebih baik. Agar dapat meningkatkan kualitas dari produk akhir tersebut dan meminimalisir kemungkinan terjadinya cacat produk. Sehingga perusahaan juga dapat menjalin rasa kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh PT Nissan.
 Sumber  :  http://otomotif.rmol.co/read/2012/07/23/71950/400-Unit-Nissan-Juke-Ditarik-Di- Indonesia-

Minggu, 19 Oktober 2014

Tugas jurnal Etika bisnis

Nama : Achmad Chotim Badrudin
NPM  : 10211064
Kelas  : 4EA09


Jurnal 1
Judul                                        : PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
                                                  TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY                                                       DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
                                                   YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Peneliti                         : Rizkia Anggita Sari
Tahun                                      : 2012
Tempat Penelitian                   : Yogyakarta
Variabel yang di teliti              : Corporate Social Responsibility Disclosure,                                                    profile, size, profitabilitas, leverage, growth
Hasil Penelitian                : Tujuan  penelitian  ini  adalah  menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan sebagai variabel independen dengan menggunakan variabel tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas,  leverage  dan pertumbuhan  perusahaan  (growth)  terhadap  Corporate Social Responsibility Disclosure sebagai variabel dependen. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian  ini  sebanyak  48  sampel.  Data  yang digunakan  adalah  data  sekunder  berupa  laporan tahunan  (annual  report)  dan  laporan  keuangan (financial  report) perusahaan manufaktur yang telah dipublikasikan. Teknik analisis data yang digunakan adalah  regresi  linear  berganda  dengan  bantuan  program SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya  variabel  profile,  size  dan  profitabilitas  yang berpengaruh  signifikan  terhadap  Corporate  Social Responsibility  Disclosure.  Secara  simultan  variabel profile,  size, profitabilitas,  leverage  dan  growth  berpengaruh  terhadap  Corporate  Social  Responsibility Disclosure.








Jurnal 2
judul                            : PENGARUH ETIKA KERJA DAN KEPEMIMPINAN                                                                 ISLAM  TERHADAP KINERJA KARYAWAN
                                                             (Studi pada KJKS/UJKS Koperasi Kab. Pati)
Nama Peneliti                                    : Ahmad Zainuri
Tahun                                                 : 2011
Tempat Penelitian                              : Semarang
Variabel yang di teliti                        : Etika kerja dan Kepimimpinan Islam
                                                             Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil Penelitian                               : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana pengaruh etika  kerja  dan  kepemimpinan  Islam  terhadap  kinerja  karyawan  KJKS/UJKS wilayah kabupaten Pati dan seberapa besar pengaruhnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 54 sampel. Penelitian  ini  menggunakan  jenis  penelitian  kuantitatif  di  mana  terdapat dua  variabel  yaitu  etika  kerja  dan  kepemimpinan  Islam  sebagai  variabel  bebas (independent) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent), dengan mengguanakan  sumber  data  di  antaranya  data  primer,  sekunder,  populasi  dan sampel.  Metode  pengumpulan  data  yang  digunakan  adalah dengan  wawancara, menyebar  angket  (kuesioner)  kepada  sejumlah  responden  dan  dokumentasi  data atau  variabel  yang  berupa  catatan-catatan,  buku  dan  sebagainya.  Serta menggunakan  alat  ukur  berupa  validitas  dan  reabilitas  untuk  melihat  kevalidan hasil penelitian dan reliabel dalam  Crombach Alpha, selanjutnya  mengguanakan metode analisis data dengan menggunakan metode analisis regresi berganda yang digunakan  untuk  mengetahui  pengaruh  antara  variabel  bebas  dengan  variabel terikat secara parsial dan  simultan,  yaitu  variabel etika kerja dan kepemimpinan Islam terhadap kinerja karyawan, dengan menggunakan uji hipotesis berupa uji T yang  digunakan  untuk  mengetahui  sejauh  mana  variabel-variabel  bebas  yang digunakan, secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat. Uji simulasi (uji F) yaitu  digunankan  untuk  mengetahui  sejauh  mana  variabel -variabel  bebas  yang digunakan,  secara  simultan  mampu  menjelaskan  variabel  terikat.  Dan  koefisien determinasi  untuk  mengukur  seberapa  jauh  kemampuan  model  dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil  penelitian  ini dapat  dilihat  secara  parsial  dengan  uji  T bahwa
etika  kerja  Islam  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  kinerja  karyawan  di KJKS/UJKS  wilayah  kabupaten  Pati  dengan  nilai t  hitung sebesar  1,074, sedangkan  variabel  kepemimpianan  Islam  berpengaruh  signifikan  dengan  nilai  t hitung sebesar 3,477. Selanjutnaya dalam uji pengaruh secara simultan dengan uji F  menunjukkan  bahwa  etika  kerja  dan  kepemimpinan  Islam  berpengaruh signifikan  terhadap  kinerja  karyawan  dengan  nilai  F  hitung  sebesar  8,566.  Dan secara  koefisien  determinan  menunjukkan  bahwa  variasi  perubahan variabel kinerja  karyawan  dipengaruhi oleh  perubahan  variabel  bebas  etika  kerja  dan kepemimpinan  Islam  sebesar  25,1%.  Dari  hasil  penelitian  tersebut  diharapkan dapat  bermanfaat  kepada  semua  pihak  terutama  dalam  meningkatkan  kinerja karyawan.





Jurnal 3
Judul                                  : PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN                                 TERHADAP CSR (Survey pada Industri                                                                                            Perbankan di Indonesia)
Nama Peneliti                                                 : Erma Setiawati, Zulfikar, dan Riza Artha
Tahun                                                              : 2013
Tempat penelitian                                            : Surakarta
Variabel yang diteliti    :Karakteristik Perusahan, bank konvensional,                                                                                      CSR, GRI Indeks
Hasil Penelitian                                       : Penelitian ini bertujuan utama mengidentifikasi karakteristik perusahaan yang mempengaruhi jumlah pengungkapan tanggungjawab social pada perusahaan perbankan konvensional di Indonesia. Indeks yang digunakan untuk mengukur CSR adalah Global Reporting Initiative (GRI) yang terdiri dari 121 item pengungkapan dalam 10 indikator yaitu (1) Strategi dan Analisa, (2) Indikator Profil Organisasi, (3) Indikator Parameter Laporan, (4) Indikator Pemerintahan, Komitmen dan Keterlibatan, (5) Indikator Pendekatan Manajemen dan Indikator Kinerja Ekonomi, (6) Indikator Lingkungan,(7) Indikator Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan Yang Layak, (8) Indikator Hak Asasi Manusia, (9) Indikator Masyarakat, (10) Indikator Tanggungjawab Produk. Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan 7 bank konvensional yang terdapat pada bank Indonesia yaitu Bank CIMB Niaga, Bank Rakyat Indonesia, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Panin dan Bank Negara Indonesia 46. Analisisdata menggunakan metode regresi linear berganda. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini Size dan Kepemilikan Manajerial yang berpengaruh terhadap CSR sedangkan Profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap CSR.